Minggu, 26 Januari 2014

Diit Rendah Garam pada Lansia



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten di mana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps,2005). Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi pembuluh darah perifer dan kardiak output (Wexler, 2002). Menurut UU no 4 tahun 1945 Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000). Fenomena yang terjadi di Desa Pagerwojo Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo banyak lanjut usia (Lansia) yang jarang memeriksakan kesehatannya, terutama mengukur tekanan darah ke Posyandu atau instalasi kesehatan lainnya. Banyak dari para lansia tersebut yang sebelumnya tidak mempunyai penyakit hipertensi, ternyata saat diperiksa tanda-tanda vital sebagian besar tekanan darahnya meningkat (tinggi). Para Lanjut Usia (Lansia) tidak mengetahui penyebab tekanan darahnya meningkat, yang selain dikarenakan oleh faktor usia, juga dikehidupan sehari-hari lansia sering sekali menerapkan pola makan yang tidak teratur, mengkonsumsi makanan rendah serat, tinggi lemak, tinggi gula dan mengandung banyak garam (Natrium Chlorida), yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2009, diketahui prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia lanjut (Lansia) dan 30% disebabkan oleh pola makannya yang tidak teratur. Dari 31,7% lansia tersebut lebih banyak berjenis kelamin perempuan (52%) dibandingkan laki-laki (48%). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 20 lansia di Desa Pagerwojo Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo pada tanggal 26 februari 2013 didapatkan data 3 lansia yang memiliki pengetahuan yang baik tentang diit rendah garam, dan 7 lansia yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang diit rendah garam, serta 10 lansia yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang diit rendah garam. Dari 3 lansia yang memiliki pengetahuan yang baik saat diukur tekanan darahnya menunjukkan 2 lansia yang tekanan darahnya normal dan 1 lansia yang tekanan darahnya pre hipertensi, sedangkan 7 lansia yang pengetahuannya cukup saat diukur tekanan darahnya menunjukkan 2 lansia yang tekanan darahnya normal, 2 lansia yang tekanan darahnya pre hipertensi dan 3 lansia yang tekanan darahnya meningkat (stadium 1) dan 10 lansia yang pengetahuannya kurang saat diukur tekanan darahnya menunjukkan 2 lansia yang tekanan darahnya normal, 1 lansia yang tekanan darahnya pre hipertensi dan 7 lansia yang tekanan darahnya meningkat (stadium 1).
Adapun faktor penyebab kurangnya pengetahuan lansia tentang diit rendah garam dikarenakan kurangnya pemahaman tentang kesehatan, karena mereka tidak memperoleh informasi yang cukup dan benar ketika memasuki usia tua. Selain itu lansia jarang tersentuh pelayanan kesehatan Geriatri (informasi dan pelayanan medis) terutama tentang makanan yang sehat dan batasan pemberian garam yang tepat, akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Sehingga banyak lansia yang beresiko terkena hipertensi.
Konsep solusi yang ditawarkan oleh peneliti dari fenomena diatas adalah memberikan Healt Education untuk meningkatkan pengetahuan lansia mengenai diit rendah garam, sehingga lansia dapat memahami penyebab hipertensi serta memperbaiki persepsi dan pola hidup lansia. Lansia diharapkan untuk dapat menjalankan pola hidup sehat didasari dengan pengetahuan yang cukup sehingga kesehatan dan kesejahteraan hidup lansia akan menjadi lebih baik.
1.2       Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas  peneliti merumuskan masalah yaitu “Adakah Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Diit Rendah Garam Dengan Resiko Hipertensi di Desa Pagerwojo Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo ?”
1.3       Tujuan Penelitian
1.3.1    Tujuan Umum
Mengetahui Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Diit Rendah Garam Dengan Resiko Hipertensi di Desa Pagerwojo Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo.
1.3.2        Tujuan Khusus
1.3.2.1  Untuk menganalisa Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Diit Rendah Garam di Desa Pagerwojo Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo.
1.3.2.2  Untuk mengidentifikasi Resiko Hipertensi di Desa Pagerwojo Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo.
1.3.2.3  Untuk mengidentifikasi adanya Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Diit Rendah Garam Dengan Resiko Hipertensi di Desa Pagerwojo Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo.
1.4       Manfaat Penelitian
1.4.1    Bagi Institusi
Penelitian ini dapat dijadikan masukan institusi untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan lansia tentang diit rendah garam dengan resiko hipertensi
1.4.2    Bagi Responden
Bagi responden lansia dapat menambah pengetahuan tentang diit rendah garam.
1.4.3    Bagi Ilmu Keperawatan
            Untuk meningkatkan asuhan keperawatan, perkembangan IPTEK dan untuk mengembangkan profesi keperawatan
1.4.4    Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan lansia tentang diit rendah garam dengan resiko hipertensi.
1.5              Batasan Penelitian
1.5.1    Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Diit Rendah Garam Dengan Resiko Hipertensi di Desa Pagerwojo Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo.
1.5.2   Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah semua lansia (>45 tahun) di Desa Pagerwojo Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo.